Pernah mendengar istilah Burnout Syndrome? Fenomena ini semakin marak terjadi di dunia kerja karena padatnya kesibukan dan meningkatnya tuntutan pekerjaan. Gejala awalnya biasanya belum begitu terasa sehingga sulit untuk dikenali, maka penting bagi para pekerja untuk mengenali kondisi diri sebelum mengalami burnout syndrome karena kelelahan bekerja.
Dalam artikel kali ini, Workerspedia akan membahas apa saja tanda-tanda burnout syndrome pada pekerja dan bagaimana mengatasi serta mencegahnya. Simak terus yah, workers!
Konten:
- Apa itu Burnout Syndrome?
- Penyebab Job Burnout
- Tanda-tanda Job Burnout
- Tips mengatasi Job Burnout
- Pencegahan Job Burnout
Apa itu Burnout Syndrome?
Burnout Syndrome merupakan suatu kondisi kelelahan secara fisik, mental, dan emosional yang disebabkan oleh stress berlebihan yang berkepanjangan. Kondisi ini dapat berdampak negatif pada kehidupan kerja maupun keseharian, bahkan dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan fisik dan mental lainnya.
Beberapa ahli pakar mengkaitkan burnout sebagai salah satu pemicu depresi, namun burnout bukanlah depresi sehingga membutuhkan penanganan yang berbeda. Burnout syndrome dapat terjadi pada siapa saja yang mengalami stress yang berkepanjangan, seperti pada mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas akhir sambil bekerja dan aktif mengikuti organisasi di kampus.
Tentunya, para pekerja juga rentan mengalami burnout dengan segala aktivitas pekerjaan yang repetitif dan menuntut tingkat energi dan fokus yang tinggi. Istilah yang banyak digunakan untuk merujuk pada burnout syndrome terkait pekerjaan sering pula disebut dengan occupational burnout atau job burnout.


Penyebab Job Burnout
Job burnout merupakan istilah lain dari burnout syndrome yang diasosiasikan dengan stress terkait dengan pekerjaan, baik secara fisik maupun emosional.
Kondisi ini tidak mudah untuk dikenali karena faktor pemicu bagi tiap individu berbeda-beda. Setiap orang memiliki batasan dan tuntutan hidup yang beragam dan permasalahan dapat muncul dari berbagai sumber. Kepribadian seseorang juga berpengaruh manajemen stress dan emosi dalam mengatasi tekanan. Jika sejumlah orang menghadapi permasalahan pekerjaan dengan tingkat kesulitan yang sama, maka kemungkinan beberapa diantaranya mengalami job burnout sedangkan yang lainnya tidak.
Job burnout dapat terjadi karena menumpuknya faktor-faktor kondisi pemicu burnout itu sendiri. Terdapat tiga jenis faktor utama yang dapat menyebabkan resiko job burnout;
- Faktor terkait pekerjaan
- Mengemban terlalu banyak tanggung-jawab.
- Tidak memiliki kontrol terhadap pekerjaan, misalnya pekerjaan tidak memiliki jadwal yang pasti sehingga pekerjaan selalu datang secara mendadak.
- Lingkungan kerja yang high-pressure.
- Bekerja pada profesi yang senantiasa memberi bantuan pada orang lain, seperti konsultan dan tenaga kesehatan.
- Memaksakan diri mengerjakan pekerjaan tanpa pelatihan yang memadai.
- Konflik antara rekan kerja maupun atasan.
- Bekerja pada instansi atau perusahaan yang tidak memiliki struktur yang stabil.
- Waktu bekerja melebihi batas wajar.
- Faktor terkait gaya hidup.
- Terlalu menghabiskan waktu bekerja dan tanpa cukup waktu beristirahat.
- Tanggung-jawab finansial terhadap keluarga
- Faktor terkait karakteristik kepribadian.
- Pribadi yang mudah stress.
- Pribadi perfeksionis yang memiliki ekspektasi terlalu tinggi.
- Pribadi yang sulit berbaur dengan rekan kerja
Apapun faktor penyebabnya, kondisi job burnout dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental serta performa kerja, sehingga penting bagi para pekerja untuk mengetahui tanda-tandanya sedari awal agar dapat segera diatasi.
—
Simak juga video berikut: Burnout Syndrome Dalam Pekerjaan – Atasi Sebelum Makin Parah
—
Tanda-tanda Job Burnout
Mengenali tanda-tanda job burnout tidaklah mudah, karena awalnya kebanyakan orang hanya menganggap gejala tersebut sebagai stress kerja biasa yang masih dirasa wajar. Faktor stress tersebut dapat muncul dari berbagai sumber dan menumpuk tanpa disadari sehingga memicu kondisi job burnout.
Beberapa gejala yang mungkin dirasakan terkait dengan job burnout, seperti:
- Merasakan lelah yang berlebihan dan tidak bersemangat, namun juga mengalami gangguan tidur yang mempengaruhi kualitas istirahat.
- Munculnya gangguan emosional seperti perasaan cemas, panik, dan depresi meningkat setiap kali berhadapan dengan pekerjaan, bahkan sebelum memulainya.
- Penurunan konsentrasi dan fokus pada pekerjaan yang berakibat mudah untuk terdistraksi dan menunda-nunda pekerjaan.
- Gejala fisik seperti mual, sakit perut, sakit kepala, serta penurunan imunitas sehingga rentan terkena penyakit.
- Lebih mudah merasa marah dan frustasi, curiga atau menyalahkan orang lain
- Adanya kecenderungan menjadi lebih pesimis dan rendah diri, lalu menarik diri dari lingkungan sosial, bahkan terkadang juga dari teman dan keluarga.
- Meningkatnya keinginan untuk melakukan hal lain demi menghindar dari pekerjaan, seperti ngemil, bermain game, menonton film, atau aktivitas lainnya.
Jika kamu merasakan beberapa tanda-tanda ini, maka ada kemungkinan kamu sedang mengalami job burnout. Namun, beberapa gejala ini juga terkait dengan kondisi kesehatan mental lainnya, maka disarankan untuk melakukan konsultasi dengan ahli untuk mengetahui dengan pasti kondisi yang kamu alami.
Tips Mengatasi Job Burnout
Jika kamu mulai menyadari sedang merasakan gejala kondisi job burnout, ada beberapa hal yang bisa dicoba untuk mengatasinya, diantaranya:
- Lakukan evaluasi diri dan sadari masalah apa saja yang sedang dihadapi terkait pekerjaan, dan atur prioritas pekerjaan sehingga lebih mudah untuk diselesaikan.
- Diskusikan dengan atasan mengenai permasalahan yang dihadapi untuk mencari solusi yang ideal.
- Coba lakukan aktivitas yang menenangkan untuk menurunkan tingkat stress, seperti yoga dan meditasi. Sertai pula dengan waktu istirahat yang cukup.
- Olahraga yang teratur dapat membantu manajemen stress yang lebih baik.
- Hindari menghabiskan waktu dengan media sosial karena banyak konten di dalamnya yang dapat memicu stress .
- Jangan ragu mencari dukungan dari orang terdekat, baik di lingkungan kerja, teman, maupun keluarga.
Sejumlah tips ini hanyalah saran yang dapat dilakukan dalam upaya mengatasi job burnout. Pada kenyataannya, banyak faktor yang dapat menghambat atau bahkan memperparah keadaan seseorang .Jika kondisi burnout sudah menunjukkan gejala fisik maupun mental yang parah dan mengganggu keseharian, jangan abaikan tanda-tandanya dan segera cari bantuan profesional melalui konsultasi dengan psikolog atau psikiater.
Pencegahan Job Burnout
Mengatasi Job burnout tidaklah mudah, maka sebaiknya kita menerapkan kebiasaan kerja yang sehat dan seimbang sedari awal. Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menghindari job burnout:
- Terapkan gaya hidup sehat dengan istirahat yang cukup, olahraga, dan makanan dengan gizi seimbang.
- Terapi mindfulness untuk meningkatkan konsentrasi, contohnya meditasi dan yoga.
- Jaga keseimbangan hidup dan pekerjaan. Batasi jam bekerja dan lakukan hal-hal yang menyenangkan di waktu senggang, seperti hobi, self-care, atau liburan.
- Hindari ekspektasi yang berlebihan baik terhadap diri sendiri maupun pekerjaan.
- Tentukan goal yang realistis dan kerjakan sesuai dengan prioritas kepentingan.
- Jika merasa pekerjaan terlalu berat, bicarakan dengan atasan untuk menyeimbangkan tugas kerja
Setiap pekerjaan memiliki tingkat stress yang beragam, begitu pula dengan batasan toleransi stress tiap orang yang berbeda-beda pula. Sebagai pencegahan, yuk mulai menerapkan pola hidup yang sehat dan seimbang untuk menghindarkan kita dari resiko burnout dalam bekerja. Jangan lupa istirahat untuk menyegarkan badan dan pikiran agar kita bisa semangat terus dalam bekerja!