Workers, beberapa waktu belakangan ini ramai diperbincangkan soal resesi ekonomi yang dianggap akan semakin menjadi di tahun 2023 dan berdampak terhadap sejumlah negara di berbagai belahan dunia. Namun, apakah hal tersebut benar adanya? Dan apa yang harus kita lakukan untuk menghadapi kondisi tersebut? Tapi sebelum itu, yuk kita pelajari dulu tentang apa itu resesi.

Konten:

  1. Apa itu resesi?
  2. Apa penyebab resesi?
  3. Terjadinya resesi

Apa itu resesi?

Menurut situs Otoritas Jasa Keuangan (OJK), resesi ekonomi secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu kondisi dimana perekonomian suatu negara sedang memburuk yang terlihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) yang negatif, pengangguran meningkat, maupun pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut. 

Resesi ekonomi terjadi saat aktivitas ekonomi mengalami penurunan yang signifikan dalam waktu stagnan dan lama, mulai dari berbulan-bulan hingga bertahun-tahun, seperti dilansir dari situs detik.com.

Dari berbagai definisi tentang apa itu resesi, dapat disimpulkan bahwa resesi merupakan sebuah kondisi perekonomian suatu negara yang sedang memburuk dilihat dari melemahnya kegiatan dagang, industri, dan lain sebagainya. Namun tidak hanya itu, kondisi tersebut juga bisa dilihat melalui lambatnya pertumbuhan ekonomi suatu negara dalam dua kuartal berturut.

Apa penyebab resesi?

Nah, kalau Workers penasaran, kok bisa sih terjadi resesi? Ada beberapa faktor yang bisa menjadi penyebabnya. Mau tau? Yuk kita ulas sedikit agak mendalam soal ini. Berikut hal-hal yang bisa membuat resesi terjadi di suatu negara:

  1. Inflasi

Inflasi atau kenaikan harga secara terus menerus baik di sektor perdagangan atau jasa, akan berdampak pada melemahnya daya beli masyarakat terhadap barang atau jasa diikuti dengan penurunan produksi. Jika hal ini terus berlanjut dalam waktu yang panjang, kondisi ini dapat membawa kepada  guncangan ekonomi yang mendadak. 

  1. Guncangan Ekonomi

Guncangan ekonomi yang terjadi akibat adanya inflasi, ditandai dengan menurunnya daya beli masyarakat karena faktor kesulitan finansial. Jika sudah mengalami kesulitan finansial, masyarakat umunya akan berusaha untuk mencari cara alternatif demi memenuhi kebutuhan dari mencari pekerjaan sampingan maupun membuka usaha kecil-kecilan. Sayangnya tidak sedikit juga masyarakat yang terpaksa meminjam uang (baik kepada bank, koperasi, kepada perorangan, maupun perusahaan pinjaman online) sehingga menambah beban finansial untuk mengembalikan pinjaman tersebut. Dari keadaan ini, dampak yang paling buruk jika harga barang atau jasa semakin mahal dan pada saat bersamaan  membuat masyarakat semakin kesulitan untuk melunasi dana yang telah mereka pinjam.

  1. Produksi dan Konsumsi Tidak Seimbang

Situasi ekonomi yang tidak menentu dan rendahnya daya beli masyarakat dapat berdampak pada ketidakseimbangan antara kegiatan produksi dan konsumsi. Disaat tingkat konsumsi atau daya beli masyarakat semakin melemah, konsumsi otomatis akan menurun dan dapat menyebabkan penumpukan stok persediaan barang. Di sisi lain, tingkat konsumsi yang tinggi dapat memicu pemerintah melakukan Impor secara besar-besaran yang berdampak pada membengkaknya pengeluaran dan menipisnya laba perusahaan.

  1. Perkembangan Teknologi (IPTEK)

Perkembangan teknologi yang semula ditujukan untuk memperbaiki kehidupan manusia juga ternyata memiliki implikasi ekonomi yang perlu di antisipasi sejak dini. Contoh yang paling umum menjadi studi kasus adalah revolusi industri di abad 19. Saat manusia berhasil melakukan terobosan-terobosan dalam bidang iptek, banyak proses produksi yang kemudian menjadi lebih efisien dan efektif. Namun hal tersebut juga memiliki dampak terhadap pekerja yang skill nya kemudian tergantikan oleh mesin. Dengan lapangan pekerjaan yang otomatis hilang, banyak orang kehilangan pekerjaan mereka. Hal ini memicu meningkatnya jumlah pengangguran yang selanjutnya, bersama dengan faktor-faktor lain memperkuat potensi terjadinya resesi dalam suatu negara.

Contoh kasus diatas dikhawatirkan terulang. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang jauh lebih pesat dibandingkan pada era abad 19, terutama dengan hadirnya AI (Artificial Intelligence), sekali lagi dunia industri dan kalangan profesional harus mempersiapkan diri terhadap segala kemungkinan.

  1. Jumlah Pengangguran Meningkat

Ketika produsen mengalami kerugian yang luar biasa, kondisi terburuk yang akan muncul selanjutnya adalah adanya pemutusan hubungan kerja. Apabila PHK terjadi secara besar-besaran, maka akan banyak orang yang tidak memiliki penghasilan untuk memenuhi segala kebutuhan mereka. Akibatnya masyarakat akan melakukan berbagai cara dan bukan tidak mungkin itu akan meningkatkan tindak kriminalitas.

resesi 2023
Image by tirachardz on Freepik

Terjadinya resesi

Jika hal-hal diatas sudah terjadi, akan bermunculan hal-hal lainnya seperti pecahnya gelembung aset yang mengakibatkan panic selling dan merusak harga pasar, perkembangan teknologi yang semakin mempersempit lapangan kerja, deflasi secara berlebihan, naiknya suku bunga terus menerus, dan akhirnya berujung pada penurunan pertumbuhan ekonomi yang berlanjut sampai dua kuartal berturut-turut.

Lantas dari semua penyebab tersebut, bagaimanakah nasib Indonesia di tahun 2023? Akankah terbebas dari resesi ekonomi? Negara mana saja yang berada dalam jurang resesi ekonomi dan siapa selanjutnya yang masuk dalam daftar tunggu resesi? Klik disini ya Workers!

Share:

1 Comment

Comments are closed.