Perkembangan teknologi, khususnya kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI), telah hadir dalam kehidupan manusia sehari-hari. Mulai dari berbagai aplikasi editing foto, sampai Google Gemini, Siri, fitur Co-Pilot pada Microsoft Bing dan beragam aplikasi lainnya telah hadir dengan tujuan untuk membantu penggunanya untuk dapat melakukan berbagai hal dengan lebih mudah.
Dalam dunia kerja, dampak dan manfaat dari AI memang belum terlalu dirasakan, namun Workers perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi perubahan yang akan datang dengan kehadiran AI yang semakin terintegrasi dalam berbagai fungsi pekerjaan. Artikel ini akan membahas keterampilan apa saja yang harus dimiliki generasi muda agar tetap relevan di era AI dan pekerjaan yang akan terpengaruh secara signifikan dalam 5-10 tahun mendatang.
Konten:
- Apa Itu AI?
- Perubahan Dinamika Kerja Akibat AI
- Keterampilan Teknis (Hard Skill) yang Dibutuhkan
- Keterampilan Non-Teknis (Soft-Skill) yang Tak Tergantikan di Era AI
- Strategi Pembelajaran dan Pengembangan Keterampilan
- Menghadapi Era Artificial Intelligence
Apa Itu AI?
AI (Artificial Intelligence) atau Kecerdasan Buatan adalah teknologi komputer yang memberikan kemampuan pada berbagai hardware (alat, gawai, mesin, dsb) maupun software (sistem, aplikasi, fitur, dsb) untuk melakukan pekerjaan yang biasanya membutuhkan campur tangan manusia dalam mengoperasikannya.


Perubahan Dinamika Kerja Akibat AI
AI memiliki potensi besar untuk menggantikan pekerjaan yang bersifat rutin dan dapat diotomatisasi. Menurut laporan McKinsey, sekitar 23 juta pekerjaan di Indonesia dapat digantikan oleh otomatisasi pada tahun 2030, tetapi di saat yang sama, sekitar 27 juta hingga 46 juta pekerjaan baru akan tercipta. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada ancaman kehilangan pekerjaan, ada peluang besar untuk pekerjaan baru yang memerlukan keterampilan yang berbeda.
AI juga mengubah cara kita bekerja. Misalnya, perusahaan ritel di Indonesia telah mulai menggunakan sistem AI untuk manajemen inventaris dan layanan pelanggan. Dengan memanfaatkan AI, perusahaan dapat memprediksi permintaan produk lebih akurat dan mengoptimalkan stok, mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi operasional.
—
Baca juga: Receptionist – Mengenal Lebih Jauh Profesi Yang Sering Kali Menjadi ‘Wajah Perusahaan’
—
Pekerjaan di Indonesia yang Akan Terkena Dampak Besar oleh AI dalam 5-10 Tahun Mendatang
- Sektor Manufaktur Sektor manufaktur adalah salah satu yang paling rentan terhadap otomatisasi. Penggunaan robot dan sistem otomatis telah mulai diterapkan di beberapa pabrik besar di Indonesia. Kementerian Perindustrian menyebutkan bahwa Artificial Intelligence merupakan salah satu penopang program Making Indonesia 4.0 yang akan meliputi 5 industri percontohan program ini. Kelima industri tersebut yaitu Industri Makanan dan Minuman, Industri Otomotif, Industri Elektronik, Industri Kimia, serta Industri Tekstil. Melalui program Making Indonesia 4.0 ini pemerintah menargetkan Indonesia masuk kategori 10 ekonomi teratas dunia di tahun 2030. Pekerjaan seperti operator mesin dan pekerja lini produksi rentan terancam diambil alih oleh AI.
- Sektor Layanan Pelanggan Banyak perusahaan di Indonesia mulai mengadopsi chatbot dan AI untuk layanan pelanggan. Telkomsel dan Bank BCA, misalnya, adalah dua dari sekian banyak perusahaan raksasa Indonesia yang telah menggunakan chatbot untuk menangani pertanyaan dasar dari pelanggan. Selain perusahaan yang menerapkan AI, tidak sedikit perusahaan yang juga mengembangkan teknologi semacam ini, seperti Eva, Mekari Qontak, SleekFlow, Lenna, dsb. Penerapan ini mengurangi kebutuhan akan staf layanan pelanggan manusia untuk tugas-tugas yang rutin dan berulang. Namun, posisi yang memerlukan interaksi manusia yang kompleks dan personalisasi masih akan tetap dibutuhkan.
- Sektor Transportasi Walaupun implementasi AI besar-besaran dalam industri ini belum tampak di Indonesia, namun penelitian self-driving car atau autonomous vehicle di dunia sudah terjadi sejak awal abad ke-20. Di Amerika Serikat, mobil Waymo, merupakan jelmaan proyek yang dahulu dikenal sebagai Google Self-Driving Car Project kini sudah bisa mengantarkan pesanan Uber Eats di beberapa kota. Selain implementasi dalam wujud mobil yang bisa mengemudikan sendiri, AI juga dapat membantu dalam manajemen transportasi seperti penerapan Smart Stream AI yang sudah diterapkan di Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani, Semarang untuk mengoptimalkan pelayanan kepada penumpang dengan mengintegrasikan seluruh sumber daya operasional yang dimiliki di bandara. Meskipun secara umum teknologi AI dan implementasinya dalam sektor transportasi di Indonesia masih dalam tahap awal, namun perkembangannya cukup cepat dan berpotensi mengurangi jumlah pekerjaan di sektor transportasi.
- Sektor Keuangan Penggunaan algoritma dan AI dalam analisis data keuangan dan layanan perbankan mungkin merupakan salah satu penerapan AI yang paling pesat berkembang. Bank DBS Indonesia, contohnya, yang menawarkan solusi yang dipersonalisasi sesuai profil masing-masing segmen nasabah melalui insights yang dipertajam oleh AI. Penerapan AI dalam dunia perbankan memungkinkan bank dan institusi keuangan untuk memberikan layanan yang lebih cepat dan akurat. Beberapa fungsinya dapat membantu dalam mendeteksi penipuan, melakukan pengawasan dan analisis transaksi, serta meningkatkan kualitas penilaian kredit, pelayanan pelanggan, dan otomatisasi. Profesi seperti teller bank dan analis kredit manual berisiko tinggi, tetapi spesialis data dan pengembang aplikasi keuangan akan sangat dibutuhkan.
- Sektor Kesehatan AI dalam diagnosis dan perawatan medis dapat mengurangi kebutuhan akan beberapa posisi di sektor kesehatan, seperti radiolog dan analis laboratorium. Teknologi AI dalam sektor kesehatan di Indonesia dapat membantu untuk menganalisis data pasien dengan cepat dan akurat, sehingga membantu dokter untuk membuat keputusan klinis yang lebih efisien dan personal. Selain penerapannya dalam aspek medis, pelayanan dalam sektor kesehatan juga akan dapat memanfaatkan kehadiran AI.
—
Simak juga: [VIDEO] AI (Artificial Intelligence) Mengancam Karirmu? Benarkah? Ini Faktanya.
—
Keterampilan Teknis (Hard Skill) yang Dibutuhkan
- Pemrograman dan Pengembangan Software Memahami bahasa pemrograman seperti Python, Java, dan R sangat penting. Bahasa-bahasa ini sering digunakan dalam pengembangan aplikasi AI dan analisis data. Platform seperti Coursera dan Udemy menawarkan kursus online yang dapat membantu mempelajari keterampilan ini. Selain itu, perusahaan seperti Gojek dan Tokopedia sering mencari talenta dengan keterampilan pemrograman untuk mengembangkan solusi teknologi mereka.
- Analisis Data dan Statistik Penggunaan data dalam pengambilan keputusan semakin penting. Keterampilan analisis data yang diperlukan termasuk kemampuan menggunakan Excel, SQL, dan perangkat analitik lainnya. DataCamp dan edX menawarkan kursus yang dapat meningkatkan keterampilan analisis data. Di Indonesia, perusahaan e-commerce dan fintech sangat membutuhkan analis data untuk memahami tren pasar dan perilaku konsumen.
- Kecerdasan Buatan dan Pembelajaran Mesin Memahami dasar-dasar AI dan machine learning sangat penting untuk tetap relevan di era digital. Program pelatihan dan sertifikasi dari Google AI dan TensorFlow dapat menjadi pilihan yang baik untuk memulai. Misalnya, universitas seperti Universitas Indonesia dan Institut Teknologi Bandung mulai menawarkan kursus dan program studi yang berfokus pada AI dan machine learning.
Keterampilan Non-Teknis (Soft Skill) yang Tak Tergantikan di Era AI
- Kreativitas dan Inovasi Kreativitas tetap relevan di era otomatisasi karena AI sulit meniru pemikiran kreatif manusia. Pekerjaan yang membutuhkan pemikiran kreatif, seperti desain grafis dan pemasaran, akan terus dibutuhkan. Mengikuti workshop kreatif dan kursus seni dapat membantu mengasah keterampilan ini. Misalnya, dalam bidang pemasaran digital, ide-ide kreatif yang unik dapat menarik lebih banyak pelanggan dan membedakan perusahaan dari pesaingnya.
- Keterampilan Interpersonal dan Komunikasi Kemampuan komunikasi efektif dan kerjasama tim sangat penting. Keterampilan ini membantu dalam berinteraksi dengan kolega dan klien, serta menyelesaikan masalah secara kolaboratif. Mengambil bagian dalam proyek tim dan menghadiri seminar komunikasi dapat meningkatkan keterampilan ini. Di dunia kerja yang semakin terhubung secara global, kemampuan untuk berkomunikasi dengan jelas dan bekerja dalam tim yang beragam sangat berharga.
- Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan Kemampuan untuk mengidentifikasi masalah dan menemukan solusi inovatif sangat penting. Latihan dan metode seperti brainstorming dan analisis SWOT dapat membantu meningkatkan keterampilan ini. Di era AI, banyak masalah baru yang muncul seiring dengan perkembangan teknologi, dan kemampuan untuk memecahkan masalah ini secara efektif sangat dibutuhkan.
- Berpikir Kritis Berpikir kritis melibatkan kemampuan untuk menganalisis situasi, menilai berbagai sudut pandang, dan membuat keputusan yang berdasarkan fakta. Keterampilan ini sangat penting dalam dunia kerja yang cepat berubah. Kursus atau pelatihan dalam berpikir kritis dapat membantu meningkatkan keterampilan ini. Dalam konteks AI, berpikir kritis membantu kita mengevaluasi data dan hasil yang diberikan oleh sistem AI, memastikan keputusan yang diambil adalah yang terbaik.
- Design Thinking Design thinking adalah pendekatan berpusat pada pengguna untuk memecahkan masalah. Ini melibatkan pemahaman mendalam tentang kebutuhan pengguna, brainstorming ide-ide kreatif, dan membuat prototipe untuk solusi yang inovatif. Mengikuti workshop dan kursus tentang design thinking dapat membantu mengembangkan keterampilan ini, yang sangat dihargai dalam berbagai industri, termasuk teknologi dan layanan pelanggan. Dengan design thinking, kita dapat mengembangkan solusi yang lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan pengguna.
- Adaptabilitas Kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan sangat penting di era AI. Teknologi dan prosedur kerja terus berkembang, dan mereka yang dapat dengan cepat mempelajari dan beradaptasi dengan perubahan ini akan lebih sukses. Mengambil bagian dalam proyek yang berbeda dan beragam dapat membantu meningkatkan kemampuan adaptasi. Adaptabilitas memungkinkan kita untuk tetap relevan dan produktif meskipun lingkungan kerja berubah dengan cepat.
- Kecerdasan Emosional Kecerdasan emosional melibatkan kemampuan untuk mengenali, memahami, dan mengelola emosi diri sendiri dan orang lain. Ini penting untuk membangun hubungan kerja yang kuat, mengelola stres, dan bekerja efektif dalam tim. Mengikuti pelatihan kecerdasan emosional dapat membantu mengembangkan keterampilan ini. Di tempat kerja yang seringkali penuh tekanan, kecerdasan emosional membantu kita menjaga keseimbangan emosional dan menciptakan lingkungan kerja yang positif.
- Manajemen Waktu Kemampuan untuk mengatur dan mengelola waktu dengan efektif sangat penting untuk produktivitas. Ini termasuk menetapkan prioritas, merencanakan tugas, dan mengelola deadline. Menggunakan alat manajemen waktu dan mengikuti kursus terkait dapat membantu meningkatkan keterampilan ini. Dengan manajemen waktu yang baik, kita dapat menyelesaikan tugas dengan efisien dan menghindari stres yang berlebihan akibat tenggat waktu yang ketat.
Dengan mengembangkan keterampilan-keterampilan ini, generasi muda Indonesia dapat lebih siap menghadapi tantangan dan peluang yang dibawa oleh era AI. Keterampilan non-teknis ini akan membantu mereka tetap relevan, kompetitif, dan sukses dalam karir mereka di masa depan.
—
Baca juga: AI (Artificial Intelligence) Kelebihan dan Kekurangannya bagi Manusia
—
Strategi Pembelajaran dan Pengembangan Keterampilan
- Belajar Sepanjang Hayat (Lifelong Learning) Pentingnya terus belajar dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi tidak dapat diabaikan. Platform seperti Khan Academy dan LinkedIn Learning menawarkan berbagai kursus untuk pembelajaran sepanjang hayat. Banyak perusahaan di Indonesia juga menawarkan program pelatihan berkelanjutan untuk karyawan mereka.
- Mengikuti Pelatihan dan Sertifikasi Pelatihan dan sertifikasi yang diakui secara internasional, seperti sertifikasi Google AI dan Coursera, dapat meningkatkan kredibilitas dan keterampilan yang kamu miliki di pasar kerja. Misalnya, perusahaan teknologi besar seperti Telkom dan Bukalapak sering mengadakan bootcamp dan workshop untuk meningkatkan keterampilan karyawan mereka.
- Mengembangkan Jaringan Profesional Membangun jaringan dan berkolaborasi dengan profesional lain dapat membuka peluang karir baru. Bergabung dengan komunitas profesional di LinkedIn dan menghadiri acara industri dapat membantu memperluas jaringanmu. Di Indonesia, platform seperti Tech in Asia dan berbagai meetup teknologi menjadi tempat yang baik untuk membangun jaringan profesional.
Menghadapi Era AI
Menghadapi era AI membutuhkan persiapan yang matang, terutama dalam hal pengembangan keterampilan yang relevan. Dengan menguasai keterampilan teknis dan non-teknis yang telah dibahas, generasi muda Indonesia dapat tetap relevan dan kompetitif di pasar kerja yang terus berubah. Penting bagi setiap individu untuk terus belajar dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi untuk memastikan masa depan karir yang sukses.