Halo, Workers! Setelah sebelumnya kita membahas ciri-ciri tempat kerja yang toxic, mungkin ada beberapa dari Workers yang merasa dilema. Harus resign atau gak, ya? Tapi kalau resign, belum tentu ada kesempatan kerja sebaik di tempat sekarang atau belum ada pekerjaan pengganti. Ada beberapa kolega yang toxic sih, tapi atasannya baik dan gak semena-mena. Tenang aja, Workers, kali ini kita akan membahas cara-cara untuk menghadapi tempat kerja toxic untuk para Workers yang ingin tetap bertahan di tempat kerja saat ini.

Konten:

  1. Menghadapi Kolega yang Toxic, Gimana Caranya?
  2. Cara-cara Menghadapi Atasan yang Toxic
  3. Tempat Kerja Toxic Ternyata Bisa Diatasi
  4. Prioritaskan Kesehatan Mental Diri

Lingkungan tempat kerja toxic sendiri bisa disebabkan oleh beberapa faktor, beberapa di antaranya adalah adanya kolega kerja yang toxic atau atasan yang toxic. Tentu aja, kedua faktor tersebut gak bisa dihadapi dengan cara yang sama persis. Ada cara tersendiri untuk menghadapi kolega yang toxic dan atasan yang toxic.

Menghadapi Kolega yang Toxic, Gimana Caranya?

Kolega atau rekan kerja toxic bisa menjadi penyebab tempat kerja toxic, lalu apa aja sih yang bisa kita lakukan untuk menghadapi kolega kerja yang toxic? Yuk kita bahas bareng-bareng berbagai cara yang bisa dilakukan untuk menghadapi kolega kerja yang toxic.

Berkomunikasi Secara To The Point

Coba untuk menerapkan pola komunikasi yang to the point kepada kolega kerja. Hal ini dilakukan sehingga pembagian tugas dan workflow menjadi jelas. Selain itu, jika kita berkomunikasi secara to the point dengan kolega kerja, kita juga dapat meminimalisir adanya miskomunikasi. Meski begitu, Workers masih boleh kok melakukan small talk di waktu-waktu tertentu!

lingkungan kerja toxic | workerspedia.id

Hindari Interaksi Negatif

Kalau ada kolega kerja yang sudah bisik-bisik dan asyik membicarakan kolega kerja lain atau atasan, sebisa mungkin Workers hindari ya! Selain memang gak baik untuk dilakukan, belum tentu juga hal yang dibicarakan itu adalah fakta. Kalau Workers memiliki keluh kesah mengenai kolega atau atasan, lebih ajak orang yang Workers percaya untuk membicarakannya atau bisa diobrolin langsung dengan yang bersangkutan sehingga masalahnya bisa clear tanpa ada drama yang gak perlu.

Sebaliknya, Berikan Pujian pada Kolega

Kolega Workers ada yang bisa mencapai target dari atasan dengan hasil yang memuaskan? Mahir mengoperasikan aplikasi yang kompleks dan sulit? Atau se-simple memiliki taste dalam fashion yang bagus? Jangan ragu untuk apresiasi mereka ya, Workers. Kasih pujian kecil, tapi bukan berarti pujian kosong ya! Jadi, daripada bilang “ih, kamu baik banget deh” coba bilang “terima kasih ya atas bantuannya, hasil kerja aku jadi bisa lebih bagus lagi”.

Gunakan Three Magic Words

Mungkin beberapa dari Workers inget kalau dulu semasa kecil pernah diajarkan untuk bilang tiga kata magis ini oleh orangtua atau guru, yaitu terima kasih, maaf, dan tolong. Ternyata tiga kata ini memiliki power yang besar lho, Workers. Dengan menerapkan penggunaan three magic words ini, kolega kita bisa merasa lebih dihargai sehingga kita bisa membangun hubungan yang lebih positif dengan kolega kerja.

Bilang ‘Tidak’ pada Kritik yang Menjatuhkan

Di balik setiap kelebihan, pasti ada kekurangan. Itulah mengapa bukan tidak mungkin kalau kolega kerja Workers ada yang keliru dalam mengerjakan sesuatu atau justru tidak memenuhi standar Workers. Dalam keadaan ini, Workers dianjurkan untuk memberikan kritik yang membangun. Gimana sih caranya? Workers bisa memberikan kritik kepada yang bersangkutan secara privat, beri tahu area mana dalam pekerjaan kolega tersebut yang dapat dikembangkan, dan jangan lupa tawarkan solusi yang menurut Workers baik, ya!

Ciptakan Boundaries

Jangan takut untuk membuat boundaries dengan kolega kerja mengenai apa yang bisa atau tidak bisa Workers kerjakan. Gak masalah bagi Workers untuk bilang ‘tidak’ pada kolega kerja, terlebih jika itu bukan bagian dari pekerjaan Workers sendiri. Sampaikan secara baik-baik dan tidak perlu merasa bersalah, okay?

Bicarakan dengan Pihak Eksternal

Jika permasalahan yang Workers hadapi di lingkungan kerja dirasa terlalu berat, Workers bisa coba bicarakan masalah tersebut ke orang kepercayaan Workers di luar dunia kerja. Coba cari pandangan orang lain terkait permasalahan yang sedang Workers hadapi, siapa tahu mereka dapat memberikan solusi yang Workers cari. Namun, jika belum ada orang lain di luar dunia kerja yang bisa Workers ajak bicara, Workers juga bisa bicara pada tenaga profesional sebagai alternatif lainnya.


Baca juga: Tempat Kerja Toxic? Kenali 5 tandanya!

Cara-cara Menghadapi Atasan yang Toxic

Berbeda dengan cara menghadapi rekan kerja atau kolega yang toxic, mungkin akan lebih rumit dan menantang untuk bisa menghadapi atasan atau bos yang toxic. Tapi bukan berarti menghadapi atasan yang toxic adalah sesuatu yang tidak mungkin untuk kamu lakukan.

Lakukan Pekerjaan dengan Benar dan Sesuai Instruksi

Ketika menghadapi atasan kerja yang toxic, Workers dianjurkan untuk melakukan pekerjaan dengan benar dan sesuai instruksi. Jangan ragu untuk bertanya kepada kolega atau senior yang mungkin sudah memiliki lebih banyak pengalaman. Kuncinya adalah harus aktif bertanya dan mencari informasi.

Dokumentasikan Proses dan Hasil Kerja

Dokumentasi disini bukan berarti Workers harus mengambil video atau membuat vlog ya, tapi sebisa mungkin catat poin-poin penting saat diskusi dengan atasan, keputusan apa yang diambil kala itu, dan instruksi-instruksi yang diberikan. Kalau ada instruksi yang diberikan secara daring juga disarankan untuk disimpan setidaknya sampai pekerjaan di area itu selesai. Dengan melakukan hal ini, Workers tidak hanya meminimalisir kesalahan dalam menyelesaikan pekerjaan tapi juga meminimalisir adanya kesalahpahaman.

Image by katemangostar on Freepik

Hadirkan Pihak Ketiga

Mengajak kolega lain sebagai pihak ketiga ketika sedang berdiskusi dengan atasan juga dapat menjadi salah satu cara untuk menghadapi atasan yang toxic. Ketika bekerja dengan atasan yang toxic, Workers mungkin bisa merasa kebingungan mengenai apa yang tepat dan normal dilakukan. Mendapatkan dukungan dari seseorang yang bisa memberikan pandangan dan saran terkait tujuan sangatlah penting. Jadi, jika memungkinkan sangat disarankan untuk Workers memiliki kolega yang dapat berperan sebagai penasihat untuk mendampingi Workers.

Lingkungan Kerja Toxic Ternyata Bisa Diatasi

Tantangan atau kehadiran hal-hal yang kurang mengenakkan dalam dunia kerja itu wajar terjadi kok, Workers. Tetapi, bukan berarti hal seperti ini tidak dapat dihadapi. Kenali diri dan faktor lingkungan kerja toxic seperti apa yang sedang Workers hadapi, lalu terapkan cara-cara di atas yang menurut Workers paling tepat untuk mengatasinya. Jangan sampai tantangan di lingkungan kerja ini menjadi beban bagi Workers karena hal itu dapat memberikan efek yang kurang baik kepada Workers sendiri, seperti misalnya burnout. Apa saja sih yang dapat mengindikasikan kalau Workers mengalami burnout? Beberapa di antaranya adalah:

  1. Mempertanyakan value pekerjaan
  2. Kerap kehilangan kesabaran dengan kolega, atasan, atau bahkan klien.
  3. Kurang berenergi saat bekerja.
  4. Sulit untuk fokus.
  5. Ragu terhadap skill dan kemampuan yang dimiliki


Simak juga video Workerspedia berikut: Lingkungan Kerja Toxic – Hindari Untuk Kesehatan Mentalmu

Prioritaskan Kesehatan Mental Diri

Jika Workers mengalami hal-hal yang telah disebutkan sebelumnya, tetap usahakan untuk memprioritaskan diri sendiri ya, terutama untuk kesehatan mentalmu. Mungkin Workers bisa bercerita dengan orang terdekat atau kepada tenaga profesional. Jika memungkinkan, Workers juga dapat mengajukan cuti untuk menenangkan dan menghibur diri. Dengan begini, kualitas pekerjaan yang akan dihasilkan nantinya pun akan menjadi lebih baik lagi. (Nadiva)

Share:

1 Comment

Comments are closed.